Senin, 13 Desember 2010

Supporter Bonek nekat ngelurug Kantor FIFA di Zurich


Kedatangan Bonek ke Swiss adalah bagian dari upaya pecinta sepakbola nasional untuk memperbaiki kondisi persepakbolaan di tanah air.
Bukan Bonek jika tidak nekat. Gagal mencegat Sepp Blatter di ajang pengumuman tuan rumah Piala Dunia di Zurich Messe, Budiono, Bonek asal Surabaya, nekat mendatangi langsung markas besar FIFA di Zurichberg, Zurich, Swiss.

Mereka datang untuk menyampaikan petisi Bonek Indonesia yang berisi tuntutan FIFA memperhatikan PSSI, khususnya di bawah kepemimpinan Nurdin Halid. “Saya ingin menyampaikan aspirasi Bonek Indonesia agar FIFA menyelamatkan sepak bola Indonesia dari tangan Nurdin,“ tuturnya kepada HATTRICKbelum lama ini. Kedatangan Bonek ke markas FIFA di Zurichberg, Zurich, Swiss, tidak diantisipasi petugas keamanan FIFA.

Alasannya, mereka lebih konsentrasi ke Zurich Messe. “Sebab, di Zurich Messe, semua kegiatan FIFA saat itu terkonsentrasikan,” kata salah seorang petugas keamanan di FIFA. Memang, setelah sidang Eksekutif Komite FIFA, semua langsung mengarah ke Zurich Messe, tidak terkecuali Blatter, Bill Clinton, David Beckham, dan kalangan prominen lainnya.

Akibatnya, markas FIFA di Zurichberg tidak terjaga optimal. Apalagi, kedatangan rombongan Bonekini tidak mencolok mengingat jumlahnya tidak terlalu besar. “Hanya enam orang,“ kata Budiono. Mereka terdiri atas dua orang berwarga negara Indonesia, empat lainnya memiliki paspor Swiss. “Kami ajak saja kenalan atau kawan yang peduli sepak bola Indonesia,” tutur Budiono, yang sebelumnya juga nekat menembus barikade fans berat FC Basel yang terkenal fanatik.

Selain menyampaikan petisi, mereka juga membentangkan spanduk berukuran cukup besar di depan markas FIFA. “Kami bahkan diterima baik, juga petisi itu tersampaikan. Janjinya akan diberikan langsung kepada Blatter,” sebut Budi. Petugas keamanan FIFA sempat keberatan jika spanduk sebesar itu dipajang di depan gedung FIFA. “Kalau foto-foto, silakan.

Namun, kalau sampai memajang spanduk besar, itu sebenarnya dilarang,“ tutur petugas keamanan FIFA. Cuma, larangan itu terlambat. Enam Bonek itu sudah memasang spanduk yang bertuliskan “Justice For Indonesian Football”, Bonek Suporter Surabaya. “Misi tersampaikan, ditindaklanjuti atau tidak, kami sudah berusaha,” kata Usep, warga Jawa Barat, yang mendampingi Budi ke markas FIFA.

Upaya Budi menemui Blatter sebenarnya sudah direncanakan ketika acara pengumuman tuan rumah Piala Dunia di Zurich Messe. Menunggu hingga lima jam, Budiono tidak mendapatkan kesempatan bertemu Blatter. “Padahal, suhu di Zurich Messe minus 4 derajat,” ujarnya. Gagal menemui Blatter di Zurich Messe, Budi tidak kehabisan akal. Dia pun menyerahkan lembaran petisinya kepada beberapa wartawan internasional serta utusan Qatar.

“Entah apa dibaca atau tidak, yang penting kondisi PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin tersampaikan,“ katanya. Jose Pinto, wartawan olahraga CNN, tersenyum ketika dikonfirmasi HATTRICKsoal petisi Bonek Indonesia yang diberikan Budi. “Ya, inilah,“ katanya, sambil menunjukkan selembar kertas petisi Bonek yang dibagikan kepadanya.

Keberanian Budiono menembus FIFA mengundang decak kagum warga Indonesia yang menetap di Swiss. Ronny Oetama, guru bahasa Jerman di Zurich, mengakui semangat besar Budiono dalam kapasitasnya sebagai suporter Persebaya. “Ide cemerlang, ambil kesempatan saat perhatian dunia ke sana,” sebut Ronny. Beberapa warga lainnya mengaku akan ikut jika ada acara demo-demoan semacam itu. “Dikabari saja, pasti kami akan ikutan,“ kata Inab Geiger. _ ma’ruf

LAPORAN KORESPONDEN HATTRICK
KRISNA DIANTHA
dari Zurich Foto : Teddy Cucusz Citraadi

Minggu, 12 Desember 2010

Kompleksitas Acara Tengger

Alhamdulillah, ada banyak kejadian seru Sabtu malam 11 Desember 2010. Suatu acara yang lengkap alias komplek, bukan hanya vitamin saja yang bisa komplek. Sesuai dengan undangan yang diterima teman-teman bonek semua, acara di Tengger adalah tasyakuran pindahan rumah teman kita Frans Gomes plus-plus. Plus-plus bukan berarti Gomes pindah rumah dan buka panti pijat plus-plus (sori bos, ono areke gak rek?). 

Teman kita Gomes punya ide mengumpulkan semua elemen untuk hadir dalam acara tasyakuran pindahan rumah plus merayakan kembali ulang tahun Green Force 27 dan bonusnya pengenalan wadah baru bagi bonek, yaitu Bonek Suporter Persebaya (BSP/Bonek Super). Agak disayangkan tidak semua elemen dapat hadir, kalaupun hadir tentunya juga kasihan sama tetangga, pasti penuh sampai ujung gang. 
Pada acara kemarin teman-teman bonek mengucapkan selamat menghuni kediaman baru kepada Gomes dan selamat ulang tahun kepada Green Force 27 serta selamat atas kelahiran Bonek Suporter Persebaya yang merupakan organisasi resmi untuk bernaung bagi elemen bonek yang ada di seluruh Indonesia bahkan di seluruh dunia. Malam itu diputar klip tentang Persebaya dan bonek, serta beberapa foto kegiatan. Termasuk foto kegiatan ketika teman-teman mendatangi kantor FIFA di Swiss.

Acara yang memang lama tidak terjadi dan ingin dapat terjadi lagi. Terima kasih Gomes, terima kasih teman-teman yang tidak dapat disebut satu persatu atas perjuangannya, militansinya, loyalitasnya dan waninya. Semoga perjuangan kita tidak sia-sia, semoga bonek jadi yang terdepan dalam perjuangan dan Pesebaya selalu meraih hasil yang lebih baik. Jaga kesehatan karena kita semua membutuhkan kamu, ya kamu bonek. SALAM SATU NYALI WANI!  

Kamis, 02 Desember 2010

Gol Miko Bawa Persebaya LPI Tekuk Semarang United

Semarang (beritajatim.com) - Hingga pertandingan berakhir, Persebaya berhasil mempertahankan kemenangannya saat menghadapi Semarang United dengan skor 0-1 di Stadion Jatidiri Semarang, Kamis (2/12/2010) pada laga pra musim Liga Primer Indonesia (LPI).

Disaksikan sekitar 15 ribu penonton, gol semata wayang Persebaya dicetak oleh Mico Ardiyanto pada menit ke-75.

Pada laga yang dipimpin wasit asal Zimbabwe tersebut, kedua tim bermain cukup ofensif. Aksi jual beli serangan juga tampak kerap terjadi. Namun hingga babak pertama usai, kedudukan masih imbang 0-0. [kun]

Rabu, 01 Desember 2010

BSP Temui FIFA di Swiss

Alhamdulillah perwakilan bonek dari Bonek Suporter Persebaya mengambil kesempatan untuk datang ke Jenewa, Swiss. Rencana semula Bonek Super memberangkatkan 10 orang, tapi karena ada kendala teknis, bahasa dan kesibukan lainnya  termasuk ada laga pra kompetisi akhirnya disepakati 5 orang yang berkesempatan berangkat.

Tujuan datang ke Jenewa adalah untuk mengunjungi markas FIFA yg kebetulan ada agenda pertemuan dengan beberapa otoritas sepakbola di seluruh dunia, dengan adanya pertemuan tersebut diharapkan bonek dapat memberikan informasi yang sebenarnya yang terjadi di persepkabolaan Indonesia. Bonek akan memberikan petisi ke semua delegasi yang hadir dan akan mengadakan konfrensi pers dengan media lokal Swiss dan Indonesia.

Harapan utama bonek tidaklah muluk, yaitu ingin agar kejadian yang ada di Indonesia dapat diketahui semua warga sepakbola internasional dan menginginkan ada perubahan yangg signifikan bagi persepakbolaan di tanah air.

Keberangkatan BSP ke Swiss merupakan hal yang sangat dinanti bagi perubahan di tubuh PSSI, mereka berangkat atas sukarelawan bonek yang dengan ikhlas membantu perjuangan bonek dan persebaya tapi sayang beliau tidak mau disebut namanya. Sebenanrnya bonek ada di seluruh dunia dan kebetulan BSP mendapat dukungan langsung dari bonek Swiss dan Belanda.

 Tema yang diambil bonek dalam rangka tour ke Swiss adalah "Justice for Indonesian Football", tema ini diambil karena selama ini tidak ada keadilan di persepakbolaan Indonesia, karena begitu kuatnya PSSI seakan-akan keputusannya mutlak dan jadi hukum di indonesia, PSSI merupakan diktator persepakbolaan di tanah air sehingga bisa dengan mudah mengatur segala sesuatunya termasuk menentukan juara.

Apapun hasil dari Swiss nanti bonek selalu optimis  karena bonek berangkat untuk berjuang dengan ikhlas demi kebaikan bukan hanya utk persebaya dan bonek semata tapi persepakbolaan Indonesia. Mohon do'a restu dari teman-teman bonek di seluruh dunia dan teman-teman suporter lain semoga misi yang dibawa teman-teman BSP dapat berhasil.

Bintang Dunia Bergabung di LPI

JAKARTA | SURYA Online - Liga Primer Indonesia atau LPI yang akan bergulir pada 8 Januari mendatang dipastikan bakal berlangsung menarik. Beberapa pemain terkenal yang pernah membela klub-klub raksasa Eropa seperti Edgar Davids, Nicky Butt, Robbie Fowler, Diego Tristan, dan Rigobert Song, bakal berpartisipasi di kompetisi yang digagas oleh Arifin Panigoro itu.
Wacana tersebut bukan isapan jempol. Pasalnya, konsorsium LPI mengaku sedang mendekati para mantan bintang dunia tersebut agar bersedia merumput di Tanah Air.
Ya, benar. Konsorsium memang akan mendatangkan para pemain itu. Mereka sedang didekati agar mau main di Indonesia,” ujar Meiriyon Moeis, CEO Batavia Union FC, klub peserta LPI.
Yon mengungkapkan, pemain tersebut dikontrak oleh konsorsium kemudian mereka akan ditempatkan di beberapa klub peserta kompetisi. Meski begitu, Yon mengaku belum bisa membeberkan nilai kontrak dan klub mana saja yang akan dibela oleh pemain tersebut.
“Mungkin mereka akan ditempatkan di klub-klub yang ada di kota-kota besar, tetapi ini baru kemungkinan. Kami masih membahasnya,” kata Yon.
Lebih lanjut Yon mengatakan, pada awalnya konsorsium LPI akan mendatangkan 18 pemain agar setiap peserta LPI, yang berjumlah 18 klub, mendapat jatah satu mantan pemain dunia. Sayangnya, konsorsium akan mendatangkan sekitar enam orang saja.
Butt, disebut-sebut, sudah hampir dipastikan bergabung. Adapun Fowler masih harus berunding dengan istrinya. Mantan pemain Liverpool itu kini berdomisili di Australia dan masih terikat kontrak dengan Perth Glory, tetapi dia dikatakan sudah bersedia pindah ke Indonesia.
Beberapa klub peserta LPI saat ini sedang menjalani laga pramusim. Sebanyak 13 klub berpartisipasi pada laga pramusim yang digelar di tiga kota itu, mulai Senin (29/11) kemarin.
Klub-klub itu dibagi ke dalam tiga grup. Grup A terdiri dari Batavia Union FC, Bogor Raya FC, Jakarta 1928, dan Manado United. Mereka berlaga di Stadion Persikabo, Bogor. Grup B berlaga di Stadion Manahan, Solo, dan diikuti oleh Solo FC, Bandung FC, Medan Chiefs, Persema, dan Tangerang United. Sedangkan Bali FC, Semarang United, Persebaya, dan Real Mataram menghuni Grup C dan berlaga di Stadion Jatidiri, Semarang.

Diego Tristan Sudah di Indonesia


Surabaya (beritajatim.com) - Meski banyak yang meragukan, perlahan pihak Indonesia Premiere League (IPL) mulai memberikan bukti. Terbaru, IPL sudah mendaratkan mantan bintang Timnas Spanyol dan Deportivo La Coruna, Diego Tristan.

Salah satu pengagas IPL, Llano Mahardika mengungkapkan, saat ini pemain bernama lengkap Diego Tristán Herrera sudah berada di Indonesia. "Yang aku tahu dari agennya langsung, saat ini dia sudah di Indonesia," katanya ketika dihubungi beritajatim.com, Senin (29/11/2010) siang.

Tristán adalah pemain berdarah Spanyol yang lahir pada 5 Januari 1976 di La Algaba. Ia produk asli Real Betis. Selama berkarier, Tristan pernah berlaga di Real Mallorca, Livorno, West Ham dan terakhir di tim segunda division, Cadiz. Nama Tristan meroket ketika berbaju  La Coruña musim 2000 hingga 2006 silam.

Bersama deretan pemain internasional lainnya seperti, Robbie Fowler, Edgar Davids dan Nicky Butt, nama Tristan memang disebut bakal merumput di Indonesia. Kedatangan pemain bintang ini tak lepas dari sistem marquee player yang diterapkan oleh IPL.

Dalam kasus marquee player, pemain bintang didatangkan dan digaji di atas rata-rata serta dibiayai oleh sponsor. Konsep marquee player ini bertujuan untuk mendongkrak kualitas kompetisi agar semakin meningkat. Selain itu, konsep marquee player juga bertujuan untuk mendongkrak animo penonton dan menjadi daya tarik sponsor.

Marquee player ini telah sukses dijalankan di Major League Soccer (MLS-red) dan A-League di Australia. Ketika ditanya dimana Tristan akan bernaung, pria yang juga CEO PT Pengelola Persebaya ini mengaku tidak tahu. "Yang jelas dia tidak di Persebaya," candanya. [sya/kun]

Persebaya IPL Berangkat ke Semarang


Surabaya (beritajatim.com) - Pagi ini, Selasa (30/11/2010), tim Persebaya Indonesia Premiere League (IPL) bakal berangkat ke Semarang untuk menjalani kompetisi pra musim. Dalam menjalani dua pertandingan nanti, pelatih Aji Santoso menyatakan dirinya tidak punya target muluk. Ia hanya meminta timnya bermain sebaik mungkin.

Sebelum berangkat ke kota Lumpia, Aji menegaskan bahwa ajang pra musim bakal menjadi persiapan terakhir timnya sebelum bertanding di kompetisi IPL, 8 Januari 2011 mendatang. "Ini ajang penilaian akhir kekuatan tim. Ini even yang bagus bisa menjadikan ajang evaluasi kekurangan," jelas Aji.

Di Semarang nanti, tim Persebaya IPL akan berhadapan dengan Real Mataram (2 Desember) dan Semarang United (4 Desember). Menurut mantan pelatih Tim PON Jatim ini, dia sama sekali tidak tahu bagaimana kekuatan tim yang akan ia hadapi.

"Saya belum tahu kekuatan lawan seperti apa. Kita hanya ingin tampil maksimal," aku pria asal Kepanjen, Kabupaten Malang ini.

Ketika ditanya target, mantan pembesut Persisam tidak menjabarkan hal khusus. "Yang penting anak-anak bermain serius. Target kita menggapai prestasi sebaik mungkin," imbuhnya.

Dalam pertandingan di Semarang, Aji bakal membawa 23 pemain. Termasuk di dalamnya adalah striker jangkung, I Made Wirahadi dan satu striker seleksi Christian Lenglolo. "Keduanya langsung gabung di sana. Soal Lenglolo, dia masih berstatus seleksi," pungkas mantan arsitek Persema. [sya/but]

Resistance Bands, Free Blogger Templates