Minggu, 06 Februari 2011

Bravo! Persebaya 1927 Pesta 5-0 di Tanah Minang

Reporter : M. Syafaruddin 

Surabaya (beritajatim.com) - Fantastis. Empat kemenangan beruntun ditorehkan Persebaya 1927. Berhadapan dengan tuan rumah Minangkabau FC, Sabtu (5/2/2011) sore hari ini, Andik Vermansyah dan kawan-kawan menggelontor tuan rumah dengan skor telak 5-0.

Pada babak pertama, Persebaya sudah unggul 2-0. Gol-gol Persebaya 1927 lahir dari tendangan bebas Otavio Dutra dan I Made Wirahadi. Tak butuh waktu lama bagi Persebaya 1927 untuk menambah gol di awal paruh kedua.

Saat babak kedua berjalan enam menit, atau tepatnya menit ke-51, Persebaya kembali menjaringkan gol ketiga lewat John Tarkpor. Lolos dari jebakan offside pemain belakang Minangkabau FC, Tarkpor mampu menjaringkan gol ketiga untuk Persebaya.

Masuk menit ke-59, giliran gelandang bertubuh mungil, Rendi 'Kancil' Irawan yang menyumbang gol untuk Persebaya 1927 sekaligus mengubah skor menjadi 4-0. Pemain jebolan Tim PON Jatim ini membuat kiper Minangkabau FC, Iswadi harus memungut bola untuk keempat kalinya.

Keasyikan menyerang, gawang Persebaya hampir saja kebobolan di menit ke-69. Beruntung tandukan Norberto Maurito Mauro masih bisa digagalkan mistar gawang Endra Prasetya.

Belum puas dengan kemenangan empat gol, Persebaya 'tega' menceploskan gol kelima lewat Nico Susanto di menit ke-75. Pemain yang masuk menggantikan I Made Wirahadi ini mampu mengecoh kiper Iswadi.

Beberapa menit menjelang pertandingan usai, giliran Persebaya 1927 yang mendapat hadiah penalti dari wasit setelah Rendi dilanggar bek Ivan Agam. Sayang, Andik Vermansyah yang ditunjuk sebagai eksekutor tak mampu menjaringkan bola ke gawang Iswadi. Persebaya 1927 pun harus puas dengan kemenangan 5-0 atas tuan rumah Minangkabau FC.

Kemenangan ini sekaligus memperpanjang daftar kemenangan Persebaya 1927 di Liga Primer Indonesia. Dari empat pertandingan yang sudah dilakoni, anak buah Aji Santoso selalu menang. Mereka pun semakin kokoh di puncak klasemen. [sya/but]

Senin, 13 Desember 2010

Supporter Bonek nekat ngelurug Kantor FIFA di Zurich


Kedatangan Bonek ke Swiss adalah bagian dari upaya pecinta sepakbola nasional untuk memperbaiki kondisi persepakbolaan di tanah air.
Bukan Bonek jika tidak nekat. Gagal mencegat Sepp Blatter di ajang pengumuman tuan rumah Piala Dunia di Zurich Messe, Budiono, Bonek asal Surabaya, nekat mendatangi langsung markas besar FIFA di Zurichberg, Zurich, Swiss.

Mereka datang untuk menyampaikan petisi Bonek Indonesia yang berisi tuntutan FIFA memperhatikan PSSI, khususnya di bawah kepemimpinan Nurdin Halid. “Saya ingin menyampaikan aspirasi Bonek Indonesia agar FIFA menyelamatkan sepak bola Indonesia dari tangan Nurdin,“ tuturnya kepada HATTRICKbelum lama ini. Kedatangan Bonek ke markas FIFA di Zurichberg, Zurich, Swiss, tidak diantisipasi petugas keamanan FIFA.

Alasannya, mereka lebih konsentrasi ke Zurich Messe. “Sebab, di Zurich Messe, semua kegiatan FIFA saat itu terkonsentrasikan,” kata salah seorang petugas keamanan di FIFA. Memang, setelah sidang Eksekutif Komite FIFA, semua langsung mengarah ke Zurich Messe, tidak terkecuali Blatter, Bill Clinton, David Beckham, dan kalangan prominen lainnya.

Akibatnya, markas FIFA di Zurichberg tidak terjaga optimal. Apalagi, kedatangan rombongan Bonekini tidak mencolok mengingat jumlahnya tidak terlalu besar. “Hanya enam orang,“ kata Budiono. Mereka terdiri atas dua orang berwarga negara Indonesia, empat lainnya memiliki paspor Swiss. “Kami ajak saja kenalan atau kawan yang peduli sepak bola Indonesia,” tutur Budiono, yang sebelumnya juga nekat menembus barikade fans berat FC Basel yang terkenal fanatik.

Selain menyampaikan petisi, mereka juga membentangkan spanduk berukuran cukup besar di depan markas FIFA. “Kami bahkan diterima baik, juga petisi itu tersampaikan. Janjinya akan diberikan langsung kepada Blatter,” sebut Budi. Petugas keamanan FIFA sempat keberatan jika spanduk sebesar itu dipajang di depan gedung FIFA. “Kalau foto-foto, silakan.

Namun, kalau sampai memajang spanduk besar, itu sebenarnya dilarang,“ tutur petugas keamanan FIFA. Cuma, larangan itu terlambat. Enam Bonek itu sudah memasang spanduk yang bertuliskan “Justice For Indonesian Football”, Bonek Suporter Surabaya. “Misi tersampaikan, ditindaklanjuti atau tidak, kami sudah berusaha,” kata Usep, warga Jawa Barat, yang mendampingi Budi ke markas FIFA.

Upaya Budi menemui Blatter sebenarnya sudah direncanakan ketika acara pengumuman tuan rumah Piala Dunia di Zurich Messe. Menunggu hingga lima jam, Budiono tidak mendapatkan kesempatan bertemu Blatter. “Padahal, suhu di Zurich Messe minus 4 derajat,” ujarnya. Gagal menemui Blatter di Zurich Messe, Budi tidak kehabisan akal. Dia pun menyerahkan lembaran petisinya kepada beberapa wartawan internasional serta utusan Qatar.

“Entah apa dibaca atau tidak, yang penting kondisi PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin tersampaikan,“ katanya. Jose Pinto, wartawan olahraga CNN, tersenyum ketika dikonfirmasi HATTRICKsoal petisi Bonek Indonesia yang diberikan Budi. “Ya, inilah,“ katanya, sambil menunjukkan selembar kertas petisi Bonek yang dibagikan kepadanya.

Keberanian Budiono menembus FIFA mengundang decak kagum warga Indonesia yang menetap di Swiss. Ronny Oetama, guru bahasa Jerman di Zurich, mengakui semangat besar Budiono dalam kapasitasnya sebagai suporter Persebaya. “Ide cemerlang, ambil kesempatan saat perhatian dunia ke sana,” sebut Ronny. Beberapa warga lainnya mengaku akan ikut jika ada acara demo-demoan semacam itu. “Dikabari saja, pasti kami akan ikutan,“ kata Inab Geiger. _ ma’ruf

LAPORAN KORESPONDEN HATTRICK
KRISNA DIANTHA
dari Zurich Foto : Teddy Cucusz Citraadi

Minggu, 12 Desember 2010

Kompleksitas Acara Tengger

Alhamdulillah, ada banyak kejadian seru Sabtu malam 11 Desember 2010. Suatu acara yang lengkap alias komplek, bukan hanya vitamin saja yang bisa komplek. Sesuai dengan undangan yang diterima teman-teman bonek semua, acara di Tengger adalah tasyakuran pindahan rumah teman kita Frans Gomes plus-plus. Plus-plus bukan berarti Gomes pindah rumah dan buka panti pijat plus-plus (sori bos, ono areke gak rek?). 

Teman kita Gomes punya ide mengumpulkan semua elemen untuk hadir dalam acara tasyakuran pindahan rumah plus merayakan kembali ulang tahun Green Force 27 dan bonusnya pengenalan wadah baru bagi bonek, yaitu Bonek Suporter Persebaya (BSP/Bonek Super). Agak disayangkan tidak semua elemen dapat hadir, kalaupun hadir tentunya juga kasihan sama tetangga, pasti penuh sampai ujung gang. 
Pada acara kemarin teman-teman bonek mengucapkan selamat menghuni kediaman baru kepada Gomes dan selamat ulang tahun kepada Green Force 27 serta selamat atas kelahiran Bonek Suporter Persebaya yang merupakan organisasi resmi untuk bernaung bagi elemen bonek yang ada di seluruh Indonesia bahkan di seluruh dunia. Malam itu diputar klip tentang Persebaya dan bonek, serta beberapa foto kegiatan. Termasuk foto kegiatan ketika teman-teman mendatangi kantor FIFA di Swiss.

Acara yang memang lama tidak terjadi dan ingin dapat terjadi lagi. Terima kasih Gomes, terima kasih teman-teman yang tidak dapat disebut satu persatu atas perjuangannya, militansinya, loyalitasnya dan waninya. Semoga perjuangan kita tidak sia-sia, semoga bonek jadi yang terdepan dalam perjuangan dan Pesebaya selalu meraih hasil yang lebih baik. Jaga kesehatan karena kita semua membutuhkan kamu, ya kamu bonek. SALAM SATU NYALI WANI!  

Resistance Bands, Free Blogger Templates